Blog

Apa pun Sakitnya, Bagaimana pun Parahnya, Insya Allah Sembuh...!

 

Foto-foto yang dipublikasikan melalui facebook (FB), twitter, instagram, treads, youtube, atau media sosial lainnya mengundang rasa tertarik, bahagia, kagum, benci, iri, atau dengki bagi pemirsanya.

Jika kita beragam Islam, kita paham bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wa Sallam pernah menyebut sakit al ‘ain. Sejenis penyakit akibat pandangan mata dari seseorang.

Penyakit Al ‘Ain

Ain berasal dari Bahasa Arab dengan mengambil kata ‘aana ya’iinu (عان يَعين). Artinya adalah terkena sesuatu (penyakit) akibat padangan mata.

Asalnya dari kekaguman orang yang melihat sesuatu lalu diikuti respon jiwa yang negatif.

Kemudian jiwa tersebut menggunakan media pandangan mata untuk menyalurkan racunnya kepada yang dipandangnya.

Al ‘ain tidak dapat diobati dengan minum jamu, obat, pijat, atau terapi konvensional. Mengapa demikian?

Sakit ini bukan penyakit medis melainkan bersifat rohaniah yang sangat mengganggu kesehatan mental.

Umumnya, penyakit al ‘ain paling sering mengenai balita atau anak-anak. Sebab mereka masih lemah dan belum bisa membentengi dirinya dari pengaruh jahat di sekitarnya.

Walau begitu, jangan salah, orang dewasa dan orang tua juga bisa terkena al ‘ain , termasuk makhluk hidup, atau harta benda selainnya.

Setelah kita mengetahui al ‘ain in, kita akan bertanya-tanya? Ini firman Allah Azza Wa Jalla;

وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلْهَوَىٰٓ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْىٌ يُوحَىٰ

Artinya:

”Dan tidaklah yang diucapkannya (Muhammad) itu (Al Quran) menurut hawa nafsunya. Tidak lain (Al Quran itu) adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya” (QS. An Najm 3-4)

Dalil Al Quran ini menegaskan bahwa seluruh ucapan, perbuatan, dan perilaku Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wa Sallam adalah wahyu.

Secara definitif bahwa tidak satu pun ucapan, perbuatan, dan lain-lainnya yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wa Sallam tanpa izin wahyu. Terlebih ucapan (sabda) beliau adalah wahyu.

Termasuk obrolan perilaku, perkataan, tindak-tanduk keseharian dan adat kehidupan Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wa Sallam tidaklah berasal dari hawa nafsunya.

Hakikatnya mustahil terjadi perbuatan dosa pada pribadi Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wa Sallam dalam apa pun.

Oleh sebab itu makanya dikatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wa Sallam adalah pribadi maksum (terbebas dosa dan kesalahan).

Berkaitan dengan dalil Al Quran ini kaitannya dengan al ‘ain adalah memandang seseorang bisa membuat orang lain bisa sakit atau mati itu benar adanya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wa Sallam bersabda;

العين حق، ولو كان شيء سابق القدر سبقته العين

”Ain itu benar-benar ada. Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir sungguh ‘ain itu yang bisa” (HR. Muslim No. 2188)

Dari Aisyah Radhiallahu ’Anha, dia berkata;

كانَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ يَأْمُرُنِي أَنْ أَسْتَرْقِيَ مِنَ العَيْنِ

”Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wa Sallam memintaku agar aku di-ruqyah untuk menyembuhkan ‘ain” (HR. Muslim No. 2195)

Dari Jabir bin Abdillah Radhiallahu ’Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wa Sallam bersabda;

أكثرُ مَن يموت بعدَ قضاءِ اللهِ وقَدَرِهِ بالعينِ

”Sebab paling banyak yang menyebabkan kematian pada umatku setelah takdir Allah adalah ain” (HR. Al Bazzar dalam Kasyful Astar 3/404)

Kabar Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wa Sallam ini wajib kita imani, sesungguhnya al ‘ain itu benar-benar ada dan pernah terjadi.

Sangat mudah bagi Allah Azza Wa Jalla untuk membuat adanya penyakit seperti al ‘ain ini.

Penyakit ini banyak disaksikan orang-orang pada saat ini. Salah satunya ketika ada orang-orang yang sakit secara tiba-tiba tanpa adanya sebab yang jelas.

Contoh paling sederhana dari penyakit ini adalah ketika dua orang ibu-ibu yang sedang diskusi. Ibu pertama terlalu memuji kelebihan anaknya yang tidak dimiliki oleh anaknya ibu kedua.

Kemudian setan berperan dan meniupkan rasa iri dan dengki pada ibu kedua terhadap kelebihan anak ibu pertama.

Sehingga terlepaslah panah hasad (dengki) tersebut yang mengenai anak dari ibu pertama dan menyebabkan anak tersebut menjadi sakit.

Atau si anak tersebut mengalami perubahan perilaku yang menjengkelkan hati orangtuanya seperti membangkang atau tiba-tiba menjauh.

Inilah yang dinamakan penyakit al ‘ain . Yakni penyakit pada seseorang yang timbul akibat sebuah kata-kata pujian yang disertai dengan rasa dengki.

Kemudian direspon oleh setan untuk panah al ‘ain dan mengenai sasarannya sehingga menimbulkan reaksi-reaksi jelek (negatif) seperti sakit secara fisik atau mental.

Penyakit al ‘ain ini bukanlah penyakit modern. Penyakit al ‘ain sudah ada sejak zaman Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam zaman dulu. Banyak hadis-hadis yang membahas tentang bahaya dari penyakit al ‘ain.

Al ‘Ain Mematikan

Penyakit al ‘ain sangat berbahaya karena timbulnya sering tidak disadari. Namun dampaknya bisa terus-menerus dan bisa menyebabkan kematian pada orang yang terkena penyakit al ‘ain .

Untuk itu, jangan dianggap remeh dan sepele al ‘ain ini. Ibnul Atsir Rahimahullah berkata;

”Dikatakan bahwa fulan terkena Al ‘Ain, yaitu apa bila musuh atau orang-orang dengki memandangnya lalu pandangan itu memengaruhinya hingga menyebabkannya jatuh sakit” (An Nihayah).

Oleh karena itu, sangat jelasl bahwa penyebab al ‘ain bisa jadi ketika melihat gambar seseorang atau video atau terkadang hanya mendengar ciri-cirinya tiba-tiba seseorang itu terkena al ‘ain .

Nas’alullah as salamah wal ‘afiyah, kita memohon keselamatan dan kesehatan kepada Allah.

Walau penyakit Al ‘Ain tidak terlihat dan mungkin tidak masuk akal namun al ‘ain ini nyata dan ada.

Al ‘ain tidak bisa dicek melalui rontgen, CT scan, magnetic resonance imaging (MRI), atau teknologi canggih selainnya.

Sebagaimana surga, neraka, siksa kubur, atau ular saja’ul ‘aqra (ular pengazab orang-orang yang tidak salat lima waktu) yang tidak bisa dibuktikan (tampakkan) secara visual (teknologi video).

Semua yang disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wa Sallam nyata dan benar adanya sampai kiamat nanti.

Terkena Al ‘Ain

Seseorang bisa terkena penyakit al ‘ain hanya dengan tatapan mata dari orang lain saja yang dibarengi dengan perasaan kagum sekaligus benci dan iri.

Sehingga setan memanfaatkan keadaan ini untuk mengirimkan panah hasad kepada orang yang dikagumi atau dibenci tersebut sehingga menimbulkan penyakit pada orang tersebut.

Ibnu Hajar berkata bahwa;

Sebagian orang merasa bingung, mereka bertanya: bagaimanakah cara kerja al ‘ain sehingga bisa memudharatkan orang dari jarak yang jauh?

Sudah banyak sekali orang yang tertimpa sakit dan kekuatannya melemah hanya karena pandangan mata.

Semua itu terjadi karena Allah menciptakan di dalam unsur roh suatu kekuatan yang bisa memberikan pengaruh.

Dan karena pengaruh tersebut sangat berkaitan dengan mata maka pengaruh yang ditimbulkannya disebut al ‘ain (mata).

Sebenarnya bukan mata yang memberikan pengaruh akan tetapi yang sebenarnya terjadi adalah pengaruh roh.

Maka pandangan yang keluar melalui mata seorang (yang hasad atau kagum) adalah panah maknawi.

Maksudnya jika mengenai suatu jasad yang tidak berperisai (benteng) maka panah tersebut akan memengaruhi badan.

Dan jika tidak berpengaruh berarti dia tidak mengenai sasarannya akan tetapi kembali kepada pemiliknya, sama dengan panah biasa.

Setan selalu mengintai lisan yang tidak dibarengi dengan menyebut asma Allah. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk memberi kemalangan pada jasad orang yang didengki dengan izin Allah.

Terlebih jika jasad tersebut tidak dibentengi dengan doa, zikir, dan wirid.

Ibnul Qoyyim Rahimahulullah pernah mengatakan bahwa terkadang seseorang bisa saja mengarahkan al ‘ain kepada dirinya sendiri.

Dan orang seperti itu adalah termasuk jenis manusia yang paling jahat. Pengaruh buruk al ‘ain ini terjadi begitu saja tanpa ada kesengajaan dari orang yang memandang takjub atau benci terhadap sesuatu yang dilihatnya.

Pengaruh buruk ini juga bisa terjadi dari orang yang hatinya bersih atau orang-orang yang saleh sekali pun mereka tidak bermaksud menimpakan al ‘ain kepada apa yang dilihatnya.

Dahulu, hal ini juga pernah terjadi diantara para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wa Sallam yang memiliki hati bersih tanpa ada rasa iri atau dengki terhadap sesamanya.

Namun setan terus mencari kesempatan dan dengan seizin Allah pengaruh buruk al ‘ain ini dapat menimpa mereka.

Ibnul Qayyim berkata;

Al ‘ain bukan hanya lewat jalan melihat. Bahkan orang buta sekali pun bisa membayangkan sesuatu lalu ia bisa memberikan pengaruh ‘ain meskipun ia tidak melihat.

Banyak kasus yang terjadi yang menunjukkan bahwa ‘ain bisa menimpa seseorang hanya lewat khayalan tanpa melihat.

Selain lebih mudah menimpa balita atau anak-anak, penyakit al ‘ain ini juga sangat mudah menimpa orang-orang yang kosong pikirannya dan kurang berzikir kepada Allah Azza Wa Jalla.

Firman Allah Azza Wa Jalla;

وَإِن يَكَادُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَيُزۡلِقُونَكَ بِأَبۡصَٰرِهِمۡ لَمَّا سَمِعُواْ ٱلذِّكۡرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُۥ لَمَجۡنُونٞ

Artinya:

Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mata mereka, tatkala mereka mendengar Al Quran dan mereka berkata: Sesungguhnya dia (Muhammad) benar-benar orang yang gila (QS. Al Qalam 51).

Al ‘Ain dan Sihir

Al ‘Ain bukanlah sihir. Melainkan sebuah penyakit yang diakibatkan oleh setan yang memanfaatkan perasaan tidak suka atau kagum yang berlebihan yang dirasakan oleh manusia terhadap manusia lainnya tanpa melibatkan Allah.

Kemudian setan mengirimkan panah hasad kepada manusia yang dikagumi atau dibenci tersebut sehingga menimbulkan kemalangan (mudharat).

Secara sederhana al ‘ain disebabkan karena inisiatif setan atas perasaan manusia yang tidak mengingat Allah saat membenci dan menyukai seseorang.

Sedangkan sihir disebabkan oleh manusia yang kemudian diperbantukan oleh setan dalam niat dan pelaksanaannya.

Perbedaan Al ‘Ain dengan Sihir

  • Kemalangan yang disebabkan al ‘ain lebih berbahaya dari sihir
  • Kasus sihir berakhir sendiri dalam waktu tertentu sedangkan al ‘ain tidak, terkecuali diberi penanganan khusus
  • Sihir sengaja dilakukan dengan maksud untuk mencelakakan yang disebabkan oleh rasa benci dan dengki si pelakunya, sedangkan al ‘ain tidak selalu dimaksudkan untuk mencelakai karena al ‘ain  bisa timbul sendiri tanpa disengaja oleh pelakunya. Bahkan orang terdekatpun bisa menjadi pelakunya meskipun tanpa disadari, seperti orang tua, guru, teman, atau lainnya
  • Sihir dilakukan oleh orang jahat yang memang memiliki rasa dendam dan dengki sehingga mengambil jalan pintas untuk menjatuhkan orang yang dia benci, sedangkan kemalangan al ‘ain bisa dilakukan oleh orang baik bahkan saleh karena ketidak sengajaan yang kemudian dimanfaatkan oleh setan

Ciri Terkena Al ‘Ain

  • Merasa sedih
  • Sering cegukan
  • Gatal-gatal pada kulit
  • Sering buang air kecil
  • Merasa pusing di kepala
  • Kehilangan nafsu makan
  • Dada merasa lebih sesak
  • Anak tiba-tiba sering rewel
  • Sering berkeringat di malam hari
  • Rasa sakit yang berpindah-pindah
  • Sering menguap dan mendesah
  • Selalu merasa lemas dan malas
  • Menyendiri dan suka mengurung diri
  • Sering merasa mual ingin muntah
  • Jantung berdebar-debar lebih kencang
  • Badan menjadi kurus atau susah gemuk
  • Sering merasa kesemutan di kedua tangan
  • Sering merasakan ketakutan yang berlebihan
  • Mengeluarkan banyak keringat dari seluruh tubuh
  • Mengeluarkan banyak keringat dari seluruh tubuh
  • Merasa ingin tidur terus atau bahkan jadi kurang tidur
  • Emosi sulit dikontrol bahkan menjadi lebih temperamental
  • Merasa demam atau panas atau dingin di beberapa bagian tubuh
  • Warna wajah kekuning-kuningan, kadang kemerah-merahan bercampur hitam
  • Merasa nyeri pada bagian-bagian tubuh tertentu seperti bawah punggung dan bahu
  • Mengalami sakit atau masalah pada kesehatan tanpa penyebab yang jelas dan sulit diobati secara medis

Pendaftaran Pasien Online

 

“Dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang menyembuhkanku dari sakit, tidak ada penyembuh bagiku selain-Nya” (QS. Asy Syu’ara 80) | Apa pun Sakitnya, Bagaimana pun Parahnya, Insya Allah Sembuh...!

Contact Us

Anggrek Sari Blok G-2 
Batam, Kepri, Indonesia
Call (+62) 813-2871-2147

info@ruqyah.or.id